Senin, 25 Juni 2012 |
0
komentar
Artikel Kehidupan
Hikmah Kematian
“The Lessons From Death”
Kehidupan
berlangsung tanpa disadari dari detik ke detik. Apakah anda tidak menyadari
bahwa hari-hari yang anda lewati justru semakin mendekatkan anda kepada
kematian sebagaimana juga yang berlaku bagi orang lain?
Seperti
yang tercantum dalam ayat “Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu
dikembalikan.” (QS. 29:57) tiap orang yang
pernah hidup di muka bumi ini ditakdirkan untuk mati. Tanpa kecuali, mereka
semua akan mati, tiap orang. Saat ini, kita tidak pernah menemukan jejak
orang-orang yang telah meninggal dunia. Mereka yang saat ini masih hidup dan
mereka yang akan hidup juga akan menghadapi kematian pada hari yang telah
ditentukan. Walaupun demikian, masyarakat pada umumnya cenderung melihat
kematian sebagai suatu peristiwa yang terjadi secara kebetulan saja.
Coba renungkan seorang bayi yang baru
saja membuka matanya di dunia ini dengan seseorang yang sedang mengalami
sakaratul maut. Keduanya sama sekali tidak berkuasa terhadap kelahiran dan
kematian mereka. Hanya Allah yang memiliki kuasa untuk memberikan nafas bagi
kehidupan atau untuk mengambilnya.
Semua
makhluk hidup akan hidup sampai suatu hari yang telah ditentukan dan kemudian
mati; Allah menjelaskan dalam Quran tentang prilaku manusia pada umumnya
terhadap kematian dalam ayat berikut ini:
Katakanlah:
“Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian
itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang
mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah
kamu kerjakan.” (QS. 62:8)
Kebanyakan
orang menghindari untuk berpikir tentang kematian. Dalam kehidupan modern ini,
seseorang biasanya menyibukkan dirinya dengan hal-hal yang sangat bertolak
belakang (dengan kematian); mereka berpikir tentang: di mana mereka akan
kuliah, di perusahaan mana mereka akan bekerja, baju apa yang akan mereka
gunakan besok pagi, apa yang akan dimasak untuk makan malam nanti, hal-hal ini
merupakan persoalan-persoalan penting yang sering kita pikirkan. Kehidupan
diartikan sebagai sebuah proses kebiasaan yang dilakukan sehari-hari.
Pembicaraan tentang kematian sering dicela oleh mereka yang merasa tidak nyaman
mendengarnya. Mereka menganggap bahwa kematian hanya akan terjadi ketika
seseorang telah lanjut usia, seseorang tidak ingin memikirkan tentang kematian
dirinya yang tidak menyenangkannya ini. Sekalipun begitu ingatlah selalu, tidak
ada yang menjamin bahwa seseorang akan hidup dalam satu jam berikutnya. Tiap
hari, orang-orang menyaksikan kematian orang lain di sekitarnya tetapi tidak
memikirkan tentang hari ketika orang lain menyaksikan kematian dirinya. Ia
tidak mengira bahwa kematian itu sedang menunggunya!
Ketika
kematian dialami oleh seorang manusia, semua “kenyataan” dalam hidup tiba-tiba
lenyap. Tidak ada lagi kenangan akan “hari-hari indah” di dunia ini.
Renungkanlah segala sesuatu yang anda dapat lakukan saat ini: anda dapat
mengedipkan mata anda, menggerakkan badan anda, berbicara, tertawa; semua ini
merupakan fungsi tubuh anda. Sekarang renungkan bagaimana keadaan dan bentuk
tubuh anda setelah anda mati nanti.
Dimulai
saat anda menghembuskan napas untuk yang terakhir kalinya, anda tidak ada
apa-apanya lagi selain “seonggok daging”. Tubuh anda yang diam dan terbujur
kaku, akan dibawa ke kamar mayat. Di sana, ia akan dimandikan untuk yang
terakhir kalinya. Dengan dibungkus kain kafan, jenazah anda akan di bawa ke
kuburan dalam sebuah peti mati. Sesudah jenazah anda dimasukkan ke dalam liang
lahat, maka tanah akan menutupi anda. Ini adalah kesudahan cerita anda. Mulai
saat ini, anda hanyalah seseorang yang namanya terukir pada batu nisan di
kuburan.
Selama
bulan-bulan atau tahun-tahun pertama, kuburan anda sering dikunjungi. Seiring
dengan berlalunya waktu, hanya sedikit orang yang datang. Beberapa tahun
kemudian, tidak seorang pun yang datang mengunjungi.
Sementara
itu, keluarga dekat anda akan mengalami kehidupan yang berbeda yang disebabkan
oleh kematian anda. Di rumah, ruang dan tempat tidur anda akan kosong. Setelah
pemakaman, sebagian barang-barang milik anda akan disimpan di rumah: baju,
sepatu, dan lain-lain yang dulu menjadi milik anda akan diberikan kepada mereka
yang memerlukannya. Berkas-berkas anda di kantor akan dibuang atau diarsipkan.
Selama tahun-tahun pertama, beberapa orang masih berkabung akan kepergian anda.
Namun, waktu akan mempengaruhi ingatan-ingatan mereka terhadap masa lalu. Empat
atau lima dasawarsa kemudian, hanya sedikit orang saja yang masih mengenang
anda. Tak lama lagi, generasi baru muncul dan tidak seorang pun dari generasi
anda yang masih hidup di muka bumi ini. Apakah anda diingat orang atau tidak,
hal tersebut tidak ada gunanya bagi anda.
Sementara
semua hal ini terjadi di dunia, jenazah yang ditimbun tanah akan mengalami
proses pembusukan yang cepat. Segera setelah anda dimakamkan, maka
bakteri-bakteri dan serangga-serangga berkembang biak pada mayat tersebut; hal
tersebut terjadi dikarenakan ketiadaan oksigen. Gas yang dilepaskan oleh jasad
renik ini mengakibatkan tubuh jenazah menggembung, mulai dari daerah perut,
yang mengubah bentuk dan rupanya. Buih-buih darah akan meletup dari mulut dan
hidung dikarenakan tekanan gas yang terjadi di sekitar diafragma. Selagi proses
ini berlangsung, rambut, kuku, tapak kaki, dan tangan akan terlepas. Seiring
dengan terjadinya perubahan di luar tubuh, organ tubuh bagian dalam seperti
paru-paru, jantung dan hati juga membusuk. Sementara itu, pemandangan yang
paling mengerikan terjadi di sekitar perut, ketika kulit tidak dapat lagi
menahan tekanan gas dan tiba-tiba pecah, menyebarkan bau menjijikkan yang tak
tertahankan. Mulai dari tengkorak, otot-otot akan terlepas dari tempatnya.
Kulit dan jaringan lembut lainnya akan tercerai berai. Otak juga akan membusuk
dan tampak seperti tanah liat. Semua proses ini berlangsung sehingga seluruh
tubuh menjadi kerangka.
Tidak
ada kesempatan untuk kembali kepada kehidupan yang sebelumnya. Berkumpul
bersama keluarga di meja makan, bersosialisasi atau memiliki pekerjaan yang
terhormat; semuanya tidak akan mungkin terjadi.
Singkatnya,
“onggokkan daging dan tulang” yang tadinya dapat dikenali; mengalami akhir yang
menjijikkan. Di lain pihak, anda – atau lebih tepatnya, jiwa anda – akan
meninggalkan tubuh ini segera setelah nafas anda berakhir. Sedangkan sisa dari
anda – tubuh anda – akan menjadi bagian dari tanah.
Ya, tetapi apa alasan semua hal ini terjadi?
Seandainya Allah ingin, tubuh ini dapat saja tidak
membusuk seperti kejadian di atas. Tetapi hal ini justru menyimpan suatu pesan
tersembunyi yang sangat penting
Akhir
kehidupan yang sangat dahsyat yang menunggu manusia; seharusnya menyadarkan
dirinya bahwa ia bukanlah hanya tubuh semata, melainkan jiwa yang “dibungkus”
dalam tubuh. Dengan lain perkataan, manusia harus menyadari bahwa ia memiliki
suatu eksistensi di luar tubuhnya. Selain itu, manusia harus paham akan
kematian tubuhnya - yang ia coba untuk miliki seakan-akan ia akan hidup
selamanya di dunia yang sementara ini -. Tubuh yang dianggapnya sangat penting
ini, akan membusuk serta menjadi makanan cacing suatu hari nanti dan berakhir
menjadi kerangka. Mungkin saja hal tersebut segera terjadi.
Walaupun
setelah melihat kenyataan-kenyataan ini, ternyata mental manusia cenderung
untuk tidak peduli terhadap hal-hal yang tidak disukai atau diingininya. Bahkan
ia cenderung untuk menafikan eksistensi sesuatu yang ia hindari pertemuannya.
Kecenderungan seperti ini tampak terlihat jelas sekali ketika membicarakan
kematian. Hanya pemakaman atau kematian tiba-tiba keluarga dekat sajalah yang
dapat mengingatkannya [akan kematian]. Kebanyakan orang melihat kematian itu
jauh dari diri mereka. Asumsi yang menyatakan bahwa mereka yang mati pada saat
sedang tidur atau karena kecelakaan merupakan orang lain; dan apa yang mereka
(yang mati) alami tidak akan menimpa diri mereka! Semua orang berpikiran, belum
saatnya mati dan mereka selalu berpikir selalu masih ada hari esok untuk hidup.
Bahkan
mungkin saja, orang yang meninggal dalam perjalanannya ke sekolah atau
terburu-buru untuk menghadiri rapat di kantornya juga berpikiran serupa. Tidak
pernah terpikirkan oleh mereka bahwa koran esok hari akan memberitakan kematian
mereka. Sangat mungkin, selagi anda membaca artikel ini, anda berharap untuk
tidak meninggal setelah anda menyelesaikan membacanya atau bahkan menghibur
kemungkinan tersebut terjadi. Mungkin anda merasa bahwa saat ini belum waktunya
mati karena masih banyak hal-hal yang harus diselesaikan. Namun demikian, hal
ini hanyalah alasan untuk menghindari kematian dan usaha-usaha seperti ini
hanyalah hal yang sia-sia untuk menghindarinya:
Katakanlah:
“Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari
kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak
juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja.” (QS. 33:16)
Manusia
yang diciptakan seorang diri haruslah waspada bahwa ia juga akan mati seorang
diri. Namun selama hidupnya, ia hampir selalu hidup untuk memenuhi segala
keinginannya. Tujuan utamanya dalam hidup adalah untuk memenuhi hawa nafsunya.
Namun, tidak seorang pun dapat membawa harta bendanya ke dalam kuburan. Jenazah
dikuburkan hanya dengan dibungkus kain kafan yang dibuat dari bahan yang murah.
Tubuh datang ke dunia ini seorang diri dan pergi darinya pun dengan cara yang
sama. Modal yang dapat di bawa seseorang ketika mati hanyalah amal-amalnya
saja.
Sumber : info@harunyahya.com
***********
0 komentar:
Posting Komentar